TAFSIR
(
Ayat-Ayat Tentang Akhirat )
DISUSUN
OLEH:
Anas
rudi : 10422004
Fitrianti : 10422014
Muhamad Tohir : 10422030
Dosen
Pembimbing:
Pathurrahman.
M. Ag
FAKULTAS
ADAB
JURUSAN
ILMU PERPUSTAKAAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2011
PENDAHULUAN
Al qur’an yangterdiri 30 juz itu terkandung dalam kategori ayat,
sehingga dari seluruh isi al qur,an dapat dibagi menjadi beberapa masalah
antara lain ada ayat yang menjelaskan tentang Allah SWT, ayat yang menjelaskan
tentang alam semesta, ayat yang menjelaskan tentang akhirat bahkan dalam
kehidupan sehari- hari pun Al qur,an mengatur tentang tata cara bergaul dan
berhubungan antar manusia itu sendiri.
Maka dari itu pemakalah akan sedikit mencoba memahami dan menelaah
daripada kandungan di dalam Al qur’an itu sendiri yaitu mengenai ayat-ayat yang
berkenaan dengan akhirat. Dalam hal ini kami akan menyajikan beberapa hal yang
berkenaan dengan akhirat dan ayat-ayat yang membahas tentang akhirat.
Akhirat adalah suatu alam yang hakikatnya masih ghoib namun sebagai orang
yang beriman kita wajib mempercayainya. Orang yang ingkar atau tidak percaya
kepada hari akhirat maka dia tergolong kafir. Maka dari hal itu perlu kita
mengkaji hal-hal yang berkenaan dengan akhirat. Karena itulah tujuan akhir dari
hidup kita ini.
Ada beberapa hal yang di bahas dalam makalah ini yaitu mengenai rahasia
Allah tentang waktu datangnya akhirat, penyesalan orang yang ingkar terhadap
akhirat,dan orang-orang yang termasuk beriman kepada akhirat.
PEMBAHASAN
A. Pengrahasiaan Allah
tentang waktunya akhirat
Akhirat merupakan
sesuatu yang ghoib namun kita wajib menyakininya bahwa hari itu benar ada.
Allah SWT merahasiakan akhirat agar apapun yang kita lakukan di dunia ini akan
dibalas oleh Allah sesuai dengan apa yang kiata lakukan. Allah berfiman di
dalam surat thoha 15.
إِنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا
لِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى
Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku
merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang
ia usahakan ( Q.S. Thaha:15)
makna mufrodat
أُخْفِيهَا: merahasiakannya تَسْعَى : ia usahakan
لِتُجْزَى : dibalas
Tafsir Global
Ada sekelompok manusia yang bersifat munafik, yaitu menampakkan sesuatu
yang berbeda dengan apa yang di sembunyikan dalam hati,ia akan mengatakan beriman
dengan lisan, tetapi hatinya tetap kufur, mengaku membenarkan
wahyu yang datang dari Allah, padahal sebenarnya ia mendustakannya di
dalamhati. Yang demikian ini, karena keimanan tidak pernah masuk dan merasuk ke
dalam hatinya.
Berbagai tanda-tanda besar sudah mulai ada ditengah-tengah zaman, adanya
Dajjal yang dapat mengeluarkan isi perut bumi maupun ya’juj dan ma’juj yang
akan membuat kerusakan yang besar di muka bumi, semuanya telah menjadi
pengetahuan yang nyata bagi orang-orang yang berilmu.
Namun tanda-tanda yang nampak
dalam bentuk yang seolah-olah sepele juga sudah sangat banyak ditemukan
ditengah-tengah kehidupan umat manusia, sehingga benarlah firman Allah Tuhan
yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.
Umat Islam yang patuh kepada
Allah mereka ibarat manusia-manusia kekasih Allah, mereka yang mau merenungi
tanda-tanda yang telah dibuka rahasianya oleh Allah lewat Rasulullah Muhammad
SAW, sebagai hamba Allah yang doif manusia hanya bisa memohon ampunan dan
rahmatNya semoga termasuk orang-orang yang dilindungi dan diselamatkan Allah di
dunia dan di akherat.
· Munculnya matahari dari sebelah barat
· Asap tebal memenuhi angkasa ( Dukhon )
· Keluarnya binatang dabah
· Yajuj Majuj
· Turunnya Isa al masih
· Keluarnya Dajjal
· Gempa dimana-mana
· Perang sangat dahsyat antara timur &
barat
· Sedikitnya jumlah laki-laki dan banyaknya
kaum wanita.
· Meluasnya perzinahan
Semakin kuatnya tanda-tanda
datangnya hari Qiyamat yang semakin mengemuka, membuat umat islam yang beriman
dan bertaqwa seharusnya semakin rajin menempuh jalan-jalan petunjuk Allah,
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Semua kejadian itu pasti akan terjadi dan semuanya
dalam pengetahuan Allah Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.
B.Siapa yang tergolong beriman kepada akhirat
Allah SWT menjelaskan tentang orang-orang yang tergolong iman kepada
akhirat. Seperti firman Allah.
surat At taubah ayat 18:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاةوَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ
إِلا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah
ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap
mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain
kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk”(Q.S. At taubah. 18)
Makna mufrodat
يَعْمُرُ
:memakmurkan يَخْشَ : takut
الْمُهْتَدِين :orang-orang
yang mendapat petunjuk
AZBABUN NUZUL
Ketika menjadi tawanan perang Badar, Abbas paman Rasulullah SAW berkata;
“sekiranya kalian termasuk orang-orang yang lebih dahulu memeluk islam,
berhijrah dan berjihad, maka aku adalah orang yang pertama kali memakmurkan
Masjidil Haram, member minum orang-orang yang menunaikan ibadah haji dan
membebaskan orang-orang dari penderitaan”.Peristiwa ini melatarbelakangi
turunnya ayat ke-17-19 yang menjelaskan bahwa orang-orang yang memakmurkan
Masjid dan lain-lain serta belum beriman itu tidak sama dengan orang-orang
beriman yang berjihad meluhurkan di jalan Allah. (Diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dari Ali Bin Abi Thalhah yang
bersumber dari Ibnu Abbas)
Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa Nu’man bin Basyir pada suatu hari
jum’at berada di samping mimbar rosulullah bersama dengan beberapa orang
sahabat. Berkatalah seorang daripada mereka : “ aku tidak akan memperdulikan
amal shaleh lain setelah islam tersebar ( fathu mekkah) kecuali akan member
minum orang yang naik haji”. Berkata yang lainnnya : “ aku akan hanya
memakmurkan masjidil haram” berkata pula yang lainnya:” aku akan hanya jihat di
jalan Allah danperbuatan itu lebih baik daripada apa yang kalian katakana” Umar
membentak mereka :”janganlah kalian berbicara keras-keras di sisi mimbar
Rosulullah. Dan nanti aku akan minta fatwa tentang apa yang kalian
perselisihkan itu. Maka turunlah ayat 19 dari surat attaubah ini.[2]
Tafsir Global
Pada ayat ini Allah
menerangkan bahwa yang patut memakmurkan mesjid-mesjid Allah hanyalah
orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya,
dan amal ibadahnya ikhlas karena Allah Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak ada
sekutu bagi-Nya, serta percaya akan datangnya hari akhirat tempat pembalasan
segala amal perbuatan, rajin mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut
kepada siapa pun selain Allah. Orang-orang inilah yang diharapkan termasuk
golongan yang mendapat petunjuk dari Allah dan yang diridai-Nya untuk
memakmurkan mesjid-mesjid-Nya di dalam dunia ini, baik memakmurkan dengan
membangun dan memeliharanya maupun memakmurkan peribadatan dan lain-lainnya.
Banyak hadis-hadis yang diriwayatkan tentang fadilah memakmurkan mesjid-mesjid
Allah antara lain sabda Rasulullah saw.:
من بنى لله مسجدا يبتغي به وجه الله بنى الله له بيتا في الجنة
Artinya:
Barang siapa membangun atau memakmurkan mesjid bagi Allah untuk mendapatkan keridaan-Nya, niscaya Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah dalam surga.
(H.R. Bukhari, Muslim, dan Tirmizi dari Usman bin Affan)
Sabda Rasulullah saw.:
إذا رأيتم الرجل يعتاد المساجد فاشهدوا له بالإيمان
Artinya:
Apabila kamu melihat seorang laki-laki membiasakan diri (beribadah) di mesjid, maka saksikanlah bahwa ia orang yang beriman (H.R. Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim dari Abu Said Al-Khudri) .
Dan sabda Rasulullah lagi:
من أسرج سراجا في مسجد لم تزل الملائكة وحملة العرش يستغفرون له ما دام في ذلك المسجد ضوءه
Artinya:
Barang siapa yang menyalakan penerangan dalam mesjid, niscaya para malaikat dan pemikul-pemikul Arasy senantiasa memohon ampun kepada Allah agar diampuni dosanya selama lampu itu bercahaya dalam mesjid.(H.R. Salim Ar Razi dari Anas ra.)[3]
من بنى لله مسجدا يبتغي به وجه الله بنى الله له بيتا في الجنة
Artinya:
Barang siapa membangun atau memakmurkan mesjid bagi Allah untuk mendapatkan keridaan-Nya, niscaya Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah dalam surga.
(H.R. Bukhari, Muslim, dan Tirmizi dari Usman bin Affan)
Sabda Rasulullah saw.:
إذا رأيتم الرجل يعتاد المساجد فاشهدوا له بالإيمان
Artinya:
Apabila kamu melihat seorang laki-laki membiasakan diri (beribadah) di mesjid, maka saksikanlah bahwa ia orang yang beriman (H.R. Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim dari Abu Said Al-Khudri) .
Dan sabda Rasulullah lagi:
من أسرج سراجا في مسجد لم تزل الملائكة وحملة العرش يستغفرون له ما دام في ذلك المسجد ضوءه
Artinya:
Barang siapa yang menyalakan penerangan dalam mesjid, niscaya para malaikat dan pemikul-pemikul Arasy senantiasa memohon ampun kepada Allah agar diampuni dosanya selama lampu itu bercahaya dalam mesjid.(H.R. Salim Ar Razi dari Anas ra.)[3]
Surat Al
an’am: 69
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا
وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَى مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
وَعَمِلَ صَالِحًا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا
هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,
Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar
beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”( Q.S. Al
an’am:69)
Makna mufrodat:
هَادُوا: orang-orang yahudi وَالصَّابِئُونَ : shabiin النَّصَارَى : orang-orang
nasrani
خَوْفٌ : khawatir يَحْزَنُونَ : bersedih hati
Tafsir Global
Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, yang membenarkan
kitab-kitabnya,mengikuti Rasul-rasulnya, sepertikaumYahudi yang membenarkan
Musa A.S dan mengikuti ajaran Taurat, kaum Sabiah, yaitu satu kelompok dalam
agama Nasrani, dan kaum Nasrani yang mengikuti Isa a.s dan membenarkan Injl,
dan beriman kepada hari akhir di zaman mereka serta beramal saleh tidak akan
merasa khawatir terhadap segala krisis yang menghadang mereka Allah SWT.
Memberikan rasa aman kepada mereka dengan amal shaleh mereka.Mereka tidak
pernah bersedih hati dengan apa yang
mereka tinggalkan ataupun merasa khawatir terhadap konsekuensi amal mereka dan
akibat perbuatan mereka. Merekalah orang-orang yang beriman kepada para nabi di
zaman mereka.
c. orang munafik
setelah
Allah menggambarkan orang yang beriman kepada Allah dan akhirat maka ada juga
golongan yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan hari akhirat padahal
mereka sama sekali tidak beriman. Dalam hal ini mereka terasuk kedalam golongan
orang munafik. Sebagaimana digambarkan Allah.
surat
Al baqarah ayat 8:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ
وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman
kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman.
Makna mufrodat:
يَقُولُ: mereka berkata آمَنَّا : kami
beriman مَا: tidak, bukan.
Tafsir global
Al-Quran yang
merupakan kitab hidayah, menjelaskan kepada kita sifat-sifat orang-orang
Mukmin, Kafir dan Munafik. Tujuan dari penjelasan ini agar kita dapat mengenali
diri kita sendiri, agar kita dapat mengenali diri kita termasuk golongan yang
mana. Selain untuk diri sendiri, penjelasan ini akan membantu kita untuk
mengenali orang lain agar dapat menentukan sikap yang sesuai terhadapnya dan
bahkan dalam menghadapi masyarakat.
Sejak awal
surah al-Baqarah hingga ayat 8, 4 ayat berbicara tentang orang-orang Mukmin,
dua ayat tentang orang-orang Kafir, sedangkan ayat ke 8 ini dan seterusnya,
berjumlah 13 ayat, memaparkan tentang manusia-manusia yang masuk ke dalam
kelompok ke 3. Yaitu orang-orang yang tidak memiliki sinar cahaya seperti yang
dimiliki oleh kelompok pertama, namun tidak pula memiliki keberanian dan
keterusterangan yang dimiliki oleh kelompok ke dua. Mereka tidak mempunyai iman
di dalam hati. Tapi pada saat yang sama, lidah mereka tidak pula menyatakan
kufur. Mereka itu adalah Munafikin. Orang yang sesungguhnya berhati Kafir
tetapi mengaku beriman secara lahir.
Setelah Rasul
Allah Saw berhijrah dari Mekah ke Madinah, dan kaum musyrik mengalami kekalahan
berat dalam perang menghadapi Muslimin, sebagian rakyat Mekah dan Madinah
mengakui secara lahir sebagai Muslim. Hal itu dilakukan , meskipun hati mereka
tak pernah menerima Islam, namun terpaksa diucapkan demi menyelamatkan jiwa dan
harta mereka, atau demi mencapai posisi dan kedudukan di antara Muslimin.
Kemudian mereka berusaha bersikap seperti layaknya umat Islam yang lain.
Jelas sekali
bahwa orang-orang seperti ini adalah pengecut yang tidak memiliki harga diri
dan keterusterangan. Tidak seperti orang-orang Kafir lain yang menyatakan
kekufuran mereka secara terang-terangan. Dengan demikian, barisan mereka
terpisah dari orang-orang yang benar-benar beriman.
Bagaimanapun,
hipokritas, hati bercabang, dan bermuka dua, adalah fenomena yang selalu
dihadapi oleh setiap revolusi dan perubahan-perubahan sosial. Dan jangan
sekali-kali mengira bahwa semua orang yang menunjukkan keimanan dan kesetiaan
serta kebersamaan, lalu hatinya pun memiliki konsistensi yang sama. Betapa
banyak orang-orang yang pada lahirnya sangat Islami, namun di dalam hati,
sangat memusuhi Islam.
Dari ayat tadi terdapat tiga
poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Iman adalah perkara hati, bukan lidah. Oleh sebab itu untuk mengenali orang-orang tertentu, kita tidak boleh mencukupkan dengan pernyataan-pernyataan lahiriah mereka.
2. Dasar keimanan adalah iman kepada Pencipta dan Hari Kebangkitan
3. Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati manusia.[4]
1. Iman adalah perkara hati, bukan lidah. Oleh sebab itu untuk mengenali orang-orang tertentu, kita tidak boleh mencukupkan dengan pernyataan-pernyataan lahiriah mereka.
2. Dasar keimanan adalah iman kepada Pencipta dan Hari Kebangkitan
3. Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati manusia.[4]
D .penyesalan orang-orang
yang ingkar dan tidak percaya kepada adanya akhirat
Sungguh
penyeselan tidak pernah di awal dan dia pasti di akhir begitulah nasib
orang-orang yang tidak pernah percaya dengan adanya akhirat. Mereka baru
menyesali setelah mereka mati. Sebagaimana firman Allah.
surat al an’am ayat 31:
قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ
حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا
فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَلا سَاءَ
مَا يَزِرُونَ
“Sungguh telah rugilah orang-orang yang
mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang
kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya
penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil
mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amatlah buruk apa yang
mereka pikul itu”.( Q.S. Al an’am:31)
Makna mufrodat:
خَسِرَ : rugi بَغْتَةً : tiba-tiba, mendadak. حَسْرَتَنَا: penyesalan
kami, kerugian kami
مَا
فَرَّطْنَا
: kelalaian kami, tidak bernilai
أَوْزَارَهُمْ : memikul
ظُهُورِهِمْ : punggung
mereka سَاء : amat
buruk يَزِرُونَ : mereka pikul
Tafsir Global
Dalam ayat ini Allah
swt. menjelaskan tentang kerugian orang-orang kafir yang mengingkari keesaan
Allah swt, kerasulan Muhammad saw. dan hari berbangkit. Mereka itu mendustakan
akan pertemuan dengan Allah swt. Mereka tidak mendapat keuntungan seperti
halnya orang-orang yang beriman. Keuntungan orang-orang yang beriman di dunia
sebagai buah keuntungan misalnya, kepuasan batin, rida dan merasa bahagia
dengan nikmat Allah dalam segala keadaan, mereka bersyukur kepada-Nya atas
segala nikmat, sabar dan tabah terhadap derita. Adapun keuntungan di akhirat
sebagai buah dari imannya ialah seperti memperoleh rida Ilahi yang besar,
mengalami kemudahan dalam hisab, kebahagiaan surga yang tak dapat digambarkan
oleh manusia.
Orang-orang kafir yang mendustakan perjumpaan dengan Allah swt kehilangan segala keuntungan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang tidak percaya akan hari berbangkit, hidup bagi mereka terbatas dalam dunia ini saja. Oleh sebab itu hidup mereka selalu dikejar-kejar oleh keinginan-keinginan yang tak ada batasnya dan kepentingan-kepentingan mereka yang saling bertentangan. Mereka tidak pernah barang sesaat mengalami kepuasan batin, ketenteraman rohani dan rida Ilahi, bahkan mereka lebih dekat kepada setan yang membuat mereka lupa daratan. Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu sampai datang kepada mereka kiamat. Keadaan hari kiamat itu amat mendadak, tak seorangpun yang dapat mengetahui. Sewaktu ia datang, orang kafir menyatakan penyesalannya karena mereka membatasi hidup ini pada kehidupan di dunia saja sehingga mereka lalai mempersiapkan diri untuk hari kiamat. Dalam pada itu mereka memikul beban yang berat yakni dosa dan kesalahan mereka di atas pundak mereka dan mereka akan menerima hukuman atas dosa kesalahan itu. Beban yang berat yang mereka pikul pada hari kiamat ini benar-benar merupakan beban yang amat buruk.
Orang-orang kafir yang mendustakan perjumpaan dengan Allah swt kehilangan segala keuntungan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang tidak percaya akan hari berbangkit, hidup bagi mereka terbatas dalam dunia ini saja. Oleh sebab itu hidup mereka selalu dikejar-kejar oleh keinginan-keinginan yang tak ada batasnya dan kepentingan-kepentingan mereka yang saling bertentangan. Mereka tidak pernah barang sesaat mengalami kepuasan batin, ketenteraman rohani dan rida Ilahi, bahkan mereka lebih dekat kepada setan yang membuat mereka lupa daratan. Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu sampai datang kepada mereka kiamat. Keadaan hari kiamat itu amat mendadak, tak seorangpun yang dapat mengetahui. Sewaktu ia datang, orang kafir menyatakan penyesalannya karena mereka membatasi hidup ini pada kehidupan di dunia saja sehingga mereka lalai mempersiapkan diri untuk hari kiamat. Dalam pada itu mereka memikul beban yang berat yakni dosa dan kesalahan mereka di atas pundak mereka dan mereka akan menerima hukuman atas dosa kesalahan itu. Beban yang berat yang mereka pikul pada hari kiamat ini benar-benar merupakan beban yang amat buruk.
Surat al qiyamah ayat 1-15
Aku bersumpah
dengan hari kiamat,
|
لا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَام
|
dan aku
bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
|
وَلا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
|
Apakah manusia
mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?
|
أَيَحْسَبُ الإنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ
عِظَامَهُ
|
Bukan demikian,
sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.
|
بَلَى قَادِرِينَ عَلَى أَنْ نُسَوِّيَ
بَنَانَهُ
|
Bahkan manusia
itu hendak membuat maksiat terus menerus.
|
بَلْ يُرِيدُ الإنْسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ
|
Ia bertanya:
"Bilakah hari kiamat itu?"
|
يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ
|
Maka apabila
mata terbelalak (ketakutan),
|
فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ
|
dan apabila
bulan telah hilang cahayanya,
|
وَخَسَفَ الْقَمَرُ
|
dan matahari
dan bulan dikumpulkan,
|
وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ
|
pada hari itu
manusia berkata: "Ke mana tempat lari?"
|
يَقُولُ الإنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ
الْمَفَرُّ
|
Sekali-kali
tidak! Tidak ada tempat berlindung!
|
كَلا لا وَزَرَ
|
Hanya kepada
Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.
|
إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ
|
Pada hari itu
diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang
dilalaikannya.
|
يُنَبَّأُ الإنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ
وَأَخَّرَ
|
Bahkan manusia
itu menjadi saksi atas dirinya sendiri,
|
بَلِ الإنْسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ
|
meskipun dia
mengemukakan alasan-alasannya.
|
وَلَوْ أَلْقَى مَعَاذِيرَهُ
|
أُقْسِمُ : aku bersumpah اللَّوَّامَةِ: menyesali diri sendiri عِظَامَهُ : tulang belulang
لِيَفْجُرَ
أَمَامَهُ :maksiat terus menerus خَسَفَ : tenggelam, hilang مَعَاذِيرَهُ :alasan-alasannya
وَزَرَ: tempat berlindung الْمَفَرُ: tempat berlari
Tafsir Global
Saat siksa itu
datang mereka menyesal. Bahkan bersedia menebus dengan segala yang ada. Di
dunia ini banyak orang-orang yang kafir. Tak jarang mereka begitu bangga akan
kekafirannya. Ada yang bangga menjadi atheist dan lantang menyatakan bahwa
Tuhan itu tidak ada. Mereka anggap bodoh orang-orang yang percaya akan adanya
Tuhan.
Ada pula yang
meski mengaku beriman, namun mengingkari perintah Allah. Mereka justru
menghalangi tegaknya syariat Islam. Menghalangi tegaknya hukum Allah.
Sebaliknya mereka justru menjadi pendukung sistem buatan manusia yang merupakan
buatan dari kaum Judeo-Christian (Yahudi dan Nasrani).
Al Hasan mengatakan bahwa Allah bersumpah dengan menyebut
hari qiyamat dan tidak bersumpah dengan jiwa yang menyesali dirinya sendiri.
Namun Qatadah mengatakan tidak demikian bahkan Allah bersumpah dengan menyebut
keduanya, demikian yang diriwayat oleh Abu Hatim. Pendapat yang benar adalah
allah bersumpah dengan menyebut keduanya. Sebagaimana dikata Qotadah yang
diriwayat ibnu abbas.(1-2)
Yaitu di hari qiyamat nanti,bahwa mengira bahwa allah
tidak akan mampu mengembalikan tulang belulang lalu menghimpun kembali dari tempat
yang berseraka. Padahal allah tidak demikian, Allah berkuasa mengembalikan
semua itu. (3)
Begitulah manusia yang tidak beriman kepada adanya
akhirat maka membangkang semua perintah Allah. Ada beberapa bentuk penyesalan
yang dialami orang yang tidak percaya adanya akhirat.[5]
hadis Rasulullah yang
diriwayatkan oleh Bukhari yang bermaksud....
" Ada dua nikmat dan
ramai orang mengalami kerugian kerana keduanya, iaitu nikmat sihat dan nikmat
masa lapang."
Ibnu Al-Jauzi
menyatakan......
" Adakalanya
orang itu sehat, tapi tidak punya waktu lapang sebab sibuk bekerja. Juga adakalanya
sesaorang mempunyai masa lapang tapi tidak sehat. Jika sesaorang pula mempunyai
masa lapang dan badan sehat, tetapi ia malas melakukan ketaatan pada Allah,
maka ia menjadi orang yang rugi. Dunia ini adalah ladang akhirat, dan
didalamnya terdapat perniagaan yang keuntungannya terlihat di hari akhirat.
Barangsiapa yang menggunakan waktu sihat dan waktu lapangnya untuk ini,
maka ia orang yang patut ditiru. Dan barangsiapa yang menggunakan masa
lapang dan sehatnya untuk maksiat pada Allah, ia adalah orang yang rugi”.
- Di saat berlakunya kiamat kecil iaitu kematian ketika nyawa berada dihujung-hujung manusia mula menyesal.
- Penyesalan ketika amal perbuatan diperlihatkan
- Penyesalan ketika neraka didatangkan
- Penyesalan ketika berdiri di neraka[6]
Munasabah Ayat
Dari ayat-ayat di atas
semuanya membahas tentang akhirat dan semuanya berhubungan dengan akhirat, dan
ayat sangat berhubungan dengan semuanya mulai dari pembahasan tentang rahasia
allah akan waktunya akhirat, orang-orang yang termasuk kategori beriman kepada
Allah swt dan akhirat, serta penyesalan orang yang tidak beriman kepada adanya
akhirat.
KESIMPULAN
Akhirat merupakan hal
yang ghaib namun kita wajib beriman kepadanya. Ada beberapa perintah Allah yang
berurutan atau berpasangan, yaitu iman kepada Allah dan hari kiyamat, bersyukur
kepada Allah dan berbuat baik kepada orang tua, dan mendirikan sholat dan
membayar zakat.
Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, yang membenarkan
kitab-kitabnya,mengikuti Rasul-rasulnya, sepertikaumYahudi yang membenarkan
Musa A.S dan mengikuti ajaran Taurat, kaum Sabiah, yaitu satu kelompok dalam
agama Nasrani, dan kaum Nasrani yang mengikuti Isa a.s dan membenarkan Injl,
dan beriman kepada hari akhir di zaman mereka serta beramal saleh tidak akan
merasa khawatir terhadap segala krisis yang menghadang mereka Allah SWT.
Memberikan rasa aman kepada mereka dengan amal shaleh mereka.Mereka tidak
pernah bersedih hati dengan apa yang
mereka tinggalkan ataupun merasa khawatir terhadap konsekuensi amal mereka dan
akibat perbuatan mereka. Merekalah orang-orang yang beriman kepada para nabi di
zaman mereka.
Maka dalam kaitan ini
beriman kita kepada allah namun kita tidak beriman kepada hari akhir maka
imannya belum sempurna.maka dalam sebagai manusia yang dibekali akal dan selalu
berusaha menuju insan yang kamil yang diridhoi Allah. Setelah memiliki ilmu
yang banyak mengenai akhirat. Karena hanya dengan ilmulah kita bisa mencapai
kebahagian dunia akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Munawwir.A.W. Kamus Al Munawwir Arab Indonesia.surabaya:
Pustaka agressif, 1997
Shihab.M.
Quroish. Membumikan Al Qur’an Dan Fungsi Al Qur’an Dalam Kehidupan
Sehari-Hari. Mizan : 2007
Qomaruddin Shaleh,dkk. Asbabun Nuzul. Bandung. CV.
Diponegoro:1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar